Laporam praktikum kimia anorganik halogen
Laporan
Praktikum Kimia Anorganik I
"
HALOGEN "
Disusun oleh :
Nama : Angelin Kristin
Nim :
1416150008
Dosen pengampu :
Leony Sanga L.Purba Mpd.
Prodi Pendidikan kimia
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Indonesia
2016
PERCOBAAN II
A. Judul
Percobaan : Halogen
B. Tanggal
Pelaksanaan : 16 Oktober 2015
C. Tujuan
Percobaan :
1. Mengetahui
sifat fisik dan sifat kimian senyawa halogen dengan metode fluorensia dan garam halida
2. Mengetahui
apa yang dimaksud dengan metode fluorensia
3. Mengetahui
mengapa dapat terbentuk garam halida
4. Dapat
menuliskan reaksi-reaksi yang terjadi praktikum
5. Dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan
golongan halogen
D. Tinjauan
teori
Halogen adalah kelompok unsur
kimia yang berada pada
golongan 17 (VII atau VIIA pada sistem lama) di tabel
periodik. Kelompok ini terdiri
dari: fluor (F), klor (Cl), brom (Br), yodium (I) dan astatin (At). Halogen menandakan
unsur-unsur yang menghasilkan garam jika bereaksi dengan logam.
Istilah ini berasal dari istilah ilmiah bahasa
Perancis dari abad
ke-18 yang diadaptasi
dari bahasa Yunani. Unsur-unsur halogen secara alamiah
berbentuk molekul diatomik. Unsur-unsur pada halogen membutuhkan satu
tambahan elektron untuk mengisi orbit elektron terluarnya sehingga cenderung
membentukion negatif bermuatan satu. Ion
negatif ini disebut ion halida dan garam yang terbentuk oleh ion ini
disebut halida.
1. Sifat
Fisika Unsur Halogen
Sifat
|
F
|
Cl
|
Br
|
I
|
Nomor atom
|
9
|
17
|
35
|
53
|
Konfigurasi
elektron
|
2s22p5
|
3s23p5
|
4s24p5
|
5s25p5
|
Massa atom
relatif (Ar)
|
18,9984
|
35,453
|
79,904
|
126,9045
|
Kerapaten
(gcm-3)
|
1,1
|
1,5
|
3,2
|
4,9(s0
|
Titik leleh
(K)
|
40
|
171
|
266
|
286
|
Entalpi
peleburan (kJmol-1)
|
0,25
|
3,2
|
5,2
|
7,8
|
Titik didih
(K)
|
85
|
238
|
332
|
453
|
Entalpi
penguapan (kJmol-1)
|
3,3
|
10
|
15
|
21
|
Afinitas elektron
(kJmol-1)
|
335
|
355
|
332
|
301
|
Energi
ionisasi (kJmol-1)
|
1.686
|
1.266
|
1.146
|
1.016
|
Keelektronegatifan
|
4,0
|
3,0
|
2,8
|
2,5
|
Jari-jari
kovalen (pm)
|
72
|
99
|
114
|
133
|
Jari-jari
ion (X+) (pm)
|
136
|
181
|
195
|
216
|
Entalpi
hidrasi X+ (kJmol-1)
|
401
|
279
|
243
|
201
|
Daya hantar
molar X¯
|
44,4
|
76,4
|
78,3
|
76,8
|
Potensial
elektroda standar (V)
|
+2,87
|
+1,36
|
+1,065
|
+0,0535
|
Kalor
disosiasi (kJmol-1)
|
158
|
242
|
193
|
151
|
2. Sifat
Kimia Halogen
1. Kereaktifan
Kereaktifan golongan halogen menurun secara teratur mulai
fluor hingga iod. Kereaktifan ini dikaitkan dengan kemampuannya menerima
elektron membentuk ion negatif. Perhatikan harga afinitas elektron pada Tabel
1. Harga afinitas elektron dari atas ke bawah berkurang. Hal ini karena makin
bertambah jari-jari atomnya sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar
makin berkurang.
2. Reaksi-reaksi
Halogen
1)
Reaksi Halogen dengan Air
Semua
unsur halogen kecuali fluor berdisproporsionasi dalam air, artinya dalam reaksi
halogen dengan air maka sebagian zat teroksidasi dan sebagian lain tereduksi.
Fluorin bereaksi sempurna dengan air menghasilkan asam fluorida dan oksigen.
Reaksi yang terjadi seperti berikut.
2F2(g) + 2H2O(l)
→ 4HF(aq) + O2(g)
Fluorin dengan
larutan NaOH encer menghasilkan gas F2O, sedangkan dengan NaOH
pekat menghasilkan gas O2. Perhatikan reaksi berikut.
2F2(g) + 2NaOH(aq, encer) →
F2O(g) + 2NaF(aq) + H2O(l)
2F2(g) + 4NaOH(aq,
pekat) → 4NaF(aq) + 2H2O(l) + O2(g)
Cl2,
Br2 dan I2 tidak melarut dengan baik dalam air,
reaksinya lambat. Reaksi yang terjadi adalah reaksi redoks. Jika klorin dan
bromin dilarutkan dalam air yang mengandung OH¯ (basa) maka kelarutannya makin
bertambah. Reaksi yang terjadi seperti berikut.
Cl2(aq) + 2OH–(aq)→
Cl¯(aq) + ClO¯(aq) + H2O(l)
Ion ClO¯
merupakan bahan aktif zat pemutih. Senyawa NaClO digunakan sebagai zat pemutih
kertas, pulp, tekstil, dan bahan pakaian.
2) Reaksi Halogen dengan Hidrogen
Halogen bereaksi
dengan hidrogen membentuk hidrogen halida. Secara umum reaksi yang terjadi
dapat dituliskan seperti berikut.
X2(g) + H2(g)
→ 2HX(g)
Reaksi F2 dan
Cl2 dengan hidrogen disertai ledakan tetapi bromin dan iodin
bereaksi dengan lambat.
3) Reaksi Halogen dengan Halogen
Reaksi
halogen dengan halogen menghasilkan senyawa yang dinamakan senyawa
antarhalogen. Unsur yang lebih elektronegatif sebagai zat oksidator dan diberi
bilangan oksidasi negatif dalam senyawaannya. Senyawa-senyawa antarhalogen
bersifat diamagnetik dan merupakan oksidator kuat. Senyawa antarhalogen dapat
mengalami reaksi hidrolisis. Perhatikan reaksi berikut.
XX1(g) + 2H2O(l)
→ HOX(aq) + X¯(aq) + H2O+(aq)
4) Reaksi Halogen dengan Logam
Halogen
bereaksi dengan kebanyakan logam. Bromin dan iodin tidak bereaksi dengan emas,
platinum atau beberapa logam mulia lainnya. Perhatikan contoh reaksi fluorin
dengan tembaga berikut.
F2(g) + Cu(s) → CuF2(s)
5) Reaksi Halogen dengan Hidrokarbon
Halogen
umumnya bereaksi dengan hidrokarbon dengan cara menggantikan atom-atom
hidrogen. Perhatikan contoh reaksi metana dengan klorin berikut ini.
Cl2(g)+
CH4(g) → CH3Cl(g) + HCl(aq)
6) Reaksi Halogen dengan Nonlogam dan
Metaloid Tertentu
Halogen
bereaksi secara langsung dengan sejumlah non logam dan metaloid. Unsur nonlogam
fosfor dan metaloid boron, arsen, dan stirium (misal Y) bereaksi dengan unsur
halogen (X), reaksi yang terjadi seperti berikut.
3X2 +
2Y → 2YX3 (jika halogennya terbatas)
5X2 +
2Y → 2YX5 (jika halogennya berlebihan)
Fluorin mudah
bereaksi tetapi iodin sukar bereaksi.
Adapun nitrogen tidak langsung bersatu
dengan halogen karena ketidakaktifannya.
3. Daya
Oksidasi Halogen
Daya oksidasi halogen dari atas ke bawah makin berkurang.
Jadi iod merupakan reduktor terkuat. Daya oksidasi ini dapat dilihat dari harga
potensial elektrodenya.
Oleh karena unsur halogen mudah menerima elektron maka semua unsur halogen merupakan oksidator kuat. Kekuatan oksidator halogen menurun dari atas ke bawah dalam tabel periodik. Hal ini dapat dilihat dari potensial reduksi standar :
Oleh karena unsur halogen mudah menerima elektron maka semua unsur halogen merupakan oksidator kuat. Kekuatan oksidator halogen menurun dari atas ke bawah dalam tabel periodik. Hal ini dapat dilihat dari potensial reduksi standar :
F2 + 2e– →
2F–
|
E° = +2,87 V
|
Cl2 + 2e– →
2Cl–
|
E° = +1,36 V
|
Br2 + 2e– →
2Br–
|
E° = +1,07 V
|
I2 + 2e– →
2I–
|
E° = +0,54 V
|
Berdasarkan data potensial reduksi standar dapat disimpulkan
bahwa F2 merupakan oksidator paling kuat. Oleh karena
itu, unsur halogen dapat mengoksidasi halogen lain yang terletak di bawahnya
dalam tabel periodik, tetapi reaksi kembalinya tidak terjadi.
Kekuatan oksidator F2, Cl2, Br2,
dan I2 dapat dilihat dari reaksi
antar halogen. Gas fluorin dapat mengoksidasi unsur-unsur halogen yang berada
di bawahnya :
F2(g)
+ 2Cl–(aq) → 2F–(aq) + Cl2(g)
F2(g)
+ 2Br–(aq) → 2F–(aq) + Br2(g)
F2(g)
+ 2l–(aq) → 2F–(aq) + l2(s)
Demikian pula jika gas klorin ditambahkan ke dalam larutan yang mengandung ion Br– atau ion I–, akan terbentuk bromin dan iodin.
Cl2(aq)
+ 2Br–(aq) → 2Cl–(aq) + Br2(aq)
Cl2(aq)
+ 2I–(aq) → 2Cl–(aq) + I2(aq)
Reaksi Cl2 dengan Br– atau I– dapat digunakan untuk identifikasi bromin dan
klorin dalam suatu senyawa ion.
E. Alat dan
Bahan
1. Alat
No
|
Nama Alat
|
Jumlah
|
Ukuran
|
1
|
Pipet tetes
|
6 buah
|
Sedang
|
2
|
Tabung Reaksi
|
6 buah
|
Sedang
|
3
|
Rak Tabung Reaksi
|
1 set
|
Sedang
|
4
|
Penangas Spiritus
|
1 buah
|
Sedang
|
5
|
Penjepit tabung
|
1 buah
|
Sedang
|
6
|
Gelas Kimia
|
1 buah
|
1 Liter
|
7
|
Kaca Arloji
|
2 buah
|
Sedang
|
2. Bahan
No
|
Nama Bahan
|
Konsentrasi
|
Jumlah
|
1
|
Pb(NO3)2
|
0,1 M
|
2 ml
|
2
|
Iodium Larutan
|
-
|
Beberapa tetes
|
3
|
NaCl
|
0,1 M
|
4 ml
|
4
|
KI
|
0,1 M
|
4 ml
|
5
|
C6H12O6
|
1 M
|
2 ml
|
6
|
AgNO3
|
0,1 M
|
2 ml
|
7
|
Kertas Saring
|
-
|
2 Lembar
|
F. Prosedur
Kerja
1. Uji
Halogen Bebas
Menyiapkan 3 kertas saring.
Merendam kertas saring 1 dan 2 dalam larutan fluoresein lalu mengeringkan kertas saring,
meneteskan larutan natrium bromida
(NaBr) pada kertas saring 1 dan kalium iodida (KI) pada kertas saring 2
kemudian mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas saring tersebut.
Kemudian merendam kertas saring 3 dalam larutan fluoresein-KBr dan diteteskan
dengan NaCl, lalu mengamati perubahan yang terjadi.
2. Uji Garam
Halida
Menyipakan 6 buah tabung reaksi kemudian memipet NaCl,
NaBr dan KI sebanyak 1 mL ke dalam masing-masing 2 buah tabung reaksi dan
menambahkan beberapa tetes AgNO3 dan Pb(NO3)2 beberapa tetes pada masing-masing
tabung reaksi. Untuk campuran larutan NaCl dan Pb(NO3)2 dipanaskan kemudian
mengamati perubahan yang terjadi.
G. Hasil dan
Pembahasan
Pada
praktikum ini dilakukan percobaan untuk menguji halogen bebas dan membedakan
garam halide yang terbentuk dari reaksi antara halogen dengan perak nitrat dan
timbal nitrat. Percobaan pertama dilakukan untuk menguji halogen bebas dengan
iodium dimana reaksi antara I2 dengan halogen akan memberikan warna
tertentu pada kertas I2.
Awalnya
kertas saring sebanyak dua lembar yang masing-masing ditetesi dengan larutan I2
hingga menutupi permukaan kertas saring. Untuk kertas I2 yang
telah kering ditetesi lagi dengan larutan NaCl yang berwarna bening dimana NaCl
berperan sebagai pengujinya. Dan untuk kertas I2 yang kedua yang
telah kering juuga ditetesi dengan larutan KI diaman KI juga sebagai pengujinya
sama halnya dengan NaCl.
Berdasarkan
hasil pengamatan Natrium Klorida (NaCl) menghasilkan bercak kuning pada kertas
I2 , Kalium Iodida juga menghasilkan warna yang sama yaitu bercak
kuning pada kertas I2.
Dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh
tidak sesuai dengan teori dimana berdaarkan teori I2 akan bereaksi
dengan klorida yang akan mengoksidasi KBr sehingga dihasilkan Bromin (Br2)
yang membetuk eosin merah. Dan bila pengujian mengadung larutan iodin I2 akan
menimbulkan bercak merah muda pada kertas saring.
Perbedaan
teori dan hasil yang diperoleh ini mungki
disebabkan karena tidak terdapatnya halogen brbas saat larutan uji
diteteskan pada kertas I2, selain itu dapat pula disebabkan karena
pengaruh dari larutan atau zat yang digunakan pada percobaan ini sudah lama
dibuat dan tersimpan dalam botol sehingga menyebabkan kandungan dari zat
tersebut sudah hilang dan menyebabkan tidak terjadinya perubahan warna pada
saat dilakukan percobaan tersebut.
Uji
selanjutnya pada percobaan ini, yaitu pembentukan garam halida. Pada
pembentukan garam halida, menyiapkan 6 tabung reaksi, dimana masing-masing uji
yaitu NaCl, NaBr dan KI membutuhkan 2 tabung reaksi. Pada tabung pertama yaitu
memipet larutan C6H12O6 sebanyak 1 ml larutannya
berwarna bening dan terdapat endapan kemudian setelah itu tetesi lagi dengan
beberapa tetes NaCl warnanya tetap tetapi menjadi keruh.
Lalu
pada tabung kedua yaitu memipet C6H12O6 sebanyak
1 ml larutannya berwarna bening dan terdapat endapan kemudian setelah itu
tetesi lagi dengan beberapa tetes KI warnanya tetap bening dan endpannya
berkurang. Pada tabung ketiga dilakukan pemipetan NaCl sebanyak 1 ml
ditambahkan dengan beberapa tetes AgNO3 dimana masing-masing larutan
tak berwarna dan menghasilkan larutan yang keruh.
Pada
tabung keempat meneteskan larutan NaCl 1 ml yang ditambahkan dengan beberapa
tetes Pb(NO3)2 tak berwarna kemudian dipanaskan
menghasilkan larutan jernih. Sedangkan pada larutan KI yang tidak berwarna
menghasilkan warna larutan menjadi agak keruh (putih kehijauan / kuning
kehijauan + ada endapan) itu terdapat pada tabung kelima.
Dan
pada tabung keemam menghasilkan warna larutan kuning dan terdapat endapan
kuning setelah ditambahkan beberpa tetes Pb(NO3)2.
Pada
pembuatan garam halida juga diperoleh hasil yang postif sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa larutan NaCl yang ditetesi dengan larutan AgNO3
menyebabkan larutan menjadi keruh dan larutan NaCl yang ditambahkan dengan
larutan Pb(NO3)2 akan menghasilkan warna jernih pada
larutan setelah dipanaskan dan pada larutan KI setelah ditetesi dengan larutan
AgNO3 akan tampak warna keruh dan pada larutan KI setelah ditetesi
dengan larutan Pb(NO3)2 akan timbul warna kuning.
Hal
tersebut terjadi karena halogen bersifat menerima satu elektron dari atom atau
unsur lain atau dengan menggunakan pasangan elektron secara bersama membentuk
ikatan kovalen. Atom unsur halgen sangat mudah menerima elektron atau membentuk
ion bermuatan negative satu sehingga dapat bereakis dengan unsur lain dan
membentuk garam halida apabila direaksikan dengan unsur atau senyawa.
H. Pertanyaan
1. Golongan halogen dapat membentuk asam halide
yang dikenal sebagai asam kuat, kecuali asam fluorida. Jelaskan mengapa
demikian !
Jawab ; Karena asam fluoride dalam larutannnya
hanya sedikit yang terionisai menjadi ion-ionnya. Berbeda dengan unsur lain
dalam golongan halogen yang larutannya terion seluruhnya menjadi ion-ionnya
yang membentuk asam kuat dan HF relative lemah
2. Tuliskan Cara yang dapat dilakukan untuk
menghasilkan halogen !
Jawab ;
Di Laboratorium
Pembuatan senyawa halogen
untuk skala laboratotium bisa dilakukan dengan cara mengoksidasi senyawa halida
dengan MnO2 atau KmnO4
dalam asam (H2SO4pekat).
X- + MnO4
+ H+ →
X2 + Mn2+
+ H2 O
ü Cl2 : Mereaksikan suatu halida dengan
H2so4 encer dan Mn02
2CL + MnO2 + 4H+ à Mn2+ + 2H2O + Cl2
Mereaksikan suatu halide dengan H2SO4
encer dan Mn04
2Mn04+ + 10 Cl-
+ 16H - à 2Mn2+ + 8H2O
+5CL2
ü
Br2 :
Mereaksikan suatu halide dengan H2SO4
encer dan MnO2
Mn
O2 + 4H+ + 2BR à Mn2+ + 2H2O +
Br2
Oksidasi
Bronda dengan KHLOR
Cl2
+ Br - à 2Cl- + Br2
ü I2 :
Mereaksikan suatu halide dengan H2SO4 dan MnO2
Mn O2 + 4H+
+ 2I - à 2Mn2 + +
2H2O + I2
Oksidasi iodida dengan gas kalor
Cl2 + I- à 2Cl - + I2
3. Informasi terbaru apa yang terkini yang pernah
anda dengar mengenai halogen ?
Jawab ;
Lampu halogen
adakan sebuah lampu pijar di mana
sebuah filamen wolfram
disegel di dalam sampul transparan kompak yang diisi dengan gas
lembam dan sedikit unsur halogen
seperti iodin atau
bromin.
Putaran halogen menambah umur dari bola lampu dan mencegah penggelapan kaca
sampul dengan mengangkat serbuk wolfram dari bola lampu bagian dalam kembali ke
filamen. Lampu halogen dapat mengoperasikan filamennya pada suhu yang lebih
tinggi dari lampu pijar biasa tanpa pengurangan umur. Lampu ini memberikan
efisiensi yang lebih tinggi dari lampu pijar biasa (10-30 lm/W),
dan juga memancarkan cahaya dengan suhu
warna yang lebih tinggi
Fungsi dari halogen dalam lampu adalah untuk
membalik reaksi kimia penguapan wolfram dari filamen. Pada lampu pijar biasa,
serbuk wolfram biasanya ditimbun pada bola lampu. Putaran halogen menjaga bola
lampu bersih dan keluaran cahaya tetap konstan hampir seumur hidup. Pada suhu
sedang, halogen bereaksi dengan wolfram yang menguap, halida
wolfram(V) bromin yang terbentuk dibawa berputar oleh pengisi gas lembam.
I. Kesimpulan
Berdasarkan
Percobaan yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan ;
1. Pada percobaan
kertas saring I2 dengan NaCl hasilnya negative begitupun juga dengan rekasi
saring I2 dengan KI yang hasilnya juga negative hal tersebut membuktikan bahwa
tidak terdapat halogen bebas
Ø Sifat kimia adalah perubahan yang dialami
suatu benda yang memebentuk zat baru. Ciri ciri suatu zat yang berhubungan
dengan terbentuknya zat jenis baru
Ø Sifat fisika adalah perubahan yang dialami
suatu benda tanpa membentuk zat baru
2.
Metode fluorensia adalah metode yang memggunakan kertas saring fluorensia namun
pada saat praktikum larutan diganti
dengan I2 sehingga kertas
saring ditetesi I2 kemudian ditetesi dengan sampel yaitu yang
mengadung unsur halogen dan melihat ada tidaknya halogen bebas.
3. Garam
halida dapat terbentuk dikarenakan halogen memiliki kelektronegatifan lebih besar dibandingkan dengan halida
4.
Reaksi-reaksi yang terjadi pada saat percobaan;
a.
NaCl
+ AgNO3 à AgCl + NaNO3
b.
2NaCl
+ Pb(NO3)2 à PbCl2 + 2NaNO3
c.
NaBr
+ AgNO3 à AgBr + NaNO3
d.
KI
+ AgNO3 à AgI + KNO3
5. Golongan VII A disebut golongan halogen
dikarenakan unsur-unsur yang terdapat pada golongan VII A dapat bereaksi dengan
logam dan membentuk garam dapur serta bersifat sangat reaktif, maksudnya
cenderung menyerap zat elektron membentuk ion bermuatan negative
J. Daftar Pustaka
1. Cotton, F. Albert
Cotton dan Geoffrey Wilkinson. Basic
Inorganic Chemistry. Terj. Sahati
Suharto. Kimia Anorganik Dasar.
Jakarta: UI-Press, 1989
2. D.,Budevsky. 1979. Poundation of chemical
analysis.lomdon ; Elis Horwoad
3. Ranawijaya ; jahja. 1985. Ilmu kimia 2.
Jakarta; Depdikbud
4. Sugiyarto,
Kristian H.. Kimia Anorganik I.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2004
5. Svehla, G.. Textbook of Macro and Semimicro Qualitatif
Inorganic Anaylisis. Terj. L. Setiono dan A. Hadyana Pudjaatmaka. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif
Makro dan Semimikro Edisi Kelima. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka, 1985
K. Lampiran
Tadaaaaa,,,
ini lah hasil dari percobaan halogen kali ini. Kertas saring yang awalnya
berwarna cokelat sekali lama-kelamaan menjadi putih dengan sedikit bercak
kuning.
Komentar
Posting Komentar